Yang lagi pengen buka toko frozen food pasti ingin memastikan seluruh modal usaha yang dimiliki cukup untuk membiayai pengeluaran di awal. Sayangnya kamu lagi bimbang antara membeli freezer baru atau bekas. Mau beli bekas takut gak bagus, tapi mau beli baru juga gak yakin duitnya cukup.
Buat kamu yang rencana beli second-an, baiknya kenali 3 resiko freezer bekas agar kamu lebih berhati-hati dalam memilih barang.
1. Suhu yang Gak Stabil
Salah satu masalah terbesar saat kamu beli freezer second adalah gak bisa dipastikan suhu di dalamnya bakal stabil. Freezer bekas mungkin udah lama dipakai dan kemampuannya menyejukkan makanan bisa berkurang seiring waktu. Kalau suhu freezer gak stabil, makanan beku yang kamu simpan bisa cepet rusak. Bahkan bisa jadi sebagian makanan jadi gak beku dengan sempurna, yang bikin kualitasnya turun.
Bayangin aja, daging beku yang seharusnya tetap awet malah jadi setengah beku, atau sayuran yang seharusnya tetap crunchy malah jadi lembek. Ini bisa berisiko bikin makanan kamu terkontaminasi bakteri. Jadi, sebelum beli, pastiin kamu cek suhu freezer tersebut dengan teliti, atau kalau bisa, coba pake termometer untuk ngecek apakah suhu di dalamnya konsisten di angka -18°C atau lebih rendah.
2. Konsumsi Listrik yang Lebih Tinggi
Freezer second mungkin kelihatan murah di awal, tapi kamu gak bakal tau sejauh mana efisiensi energi freezer tersebut. Beberapa freezer bekas bisa jadi udah gak seefisien freezer baru, yang bikin konsumsi listriknya lebih tinggi. Ini bisa berdampak langsung ke tagihan listrik kamu, apalagi kalau kamu pake freezer dalam waktu lama dan nyimpen banyak makanan beku.
Kamu bisa aja merasa hemat di awal karena beli freezer bekas dengan harga murah, tapi kalau konsumsi listriknya jadi lebih boros, kamu malah bisa rugi di kemudian hari. Jadi, coba perhatiin juga tipe dan umur freezer tersebut, apakah masih cukup hemat listrik atau justru malah boros.
3. Risiko Kerusakan atau Masalah Lainnya
Freezer second pasti punya umur yang udah lebih panjang, jadi ada kemungkinan berbagai bagian dari freezer tersebut udah mulai aus. Misalnya, kompresor yang gak maksimal lagi kerjanya, pintu yang gak rapat, atau sistem pendinginan yang udah gak seoptimal dulu. Kalau ada masalah kayak gini, bisa jadi makanan yang kamu simpan di dalamnya gak awet dan malah cepat rusak.
Selain itu, kalau freezer second tiba-tiba rusak, kamu mungkin gak bisa langsung dapet layanan purna jual yang memadai. Biasanya, kalau beli barang second, garansi juga gak ada atau udah kadaluarsa. Kalau kerusakan terjadi, kamu harus siap mengeluarkan biaya ekstra untuk perbaikan, yang tentunya bikin ribet dan bikin kamu nggak nyaman.
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Membeli Freezer Second?
Kalau kamu tetap mau beli freezer second, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Pertama, pastikan kamu beli dari penjual yang terpercaya, misalnya toko yang udah berpengalaman atau dari orang yang bisa memberikan informasi jelas tentang kondisi freezer tersebut. Kedua, periksa kondisi fisik freezer secara langsung, pastikan gak ada kerusakan besar. Ketiga, coba cek apakah freezer tersebut masih bisa menjaga suhu dengan stabil dan efisien, serta gak ada bau aneh yang menandakan kerusakan pada kompresor atau bagian lain.
Kesimpulannya
Membeli freezer second buat nyimpen frozen food bisa jadi pilihan yang lebih murah, tapi kamu harus siap dengan risiko yang bisa muncul. Mulai dari suhu yang gak stabil, konsumsi listrik yang lebih tinggi, hingga kerusakan yang sulit diperbaiki. Kalau kamu bisa cek kondisi dengan teliti dan pastiin semuanya berfungsi dengan baik, mungkin freezer second masih jadi pilihan. Tapi kalau kamu gak mau repot dan ingin jaminan kualitas, beli freezer baru bisa jadi pilihan yang lebih aman. Jadi, pastikan kamu pikir matang-matang sebelum memutuskan beli freezer second, ya!

Tinggalkan Balasan